Jumat, 18 Juni 2010

Permasalahan:

Permasalahan:
Mengapai cita-cita untuk masa depan peserta didik yang diinginkan

Faktor internal:
Siswa ingin bercita-cita menjadi guru tetapi tidak diperbolehkan oleh orang tuanya

Fakto exkternal:
Cita-cita yang dimiliki oleh peserta didik itu tidak sama dengan orang tuanya.maka orang tuanya ingin anaknya menjadi dokter,tetapi anaknya tidak suka melainkan ingin menjadi guru

Dampak:
Siswa menjadi malas-malasan untuk tidak sekolah dikarenakan cita-cita yang dinginkan tidak sama dengan orang tuanya

Solusi:
Mengarahkan siswa untuk mengapai cita-citanya untuk masa depan yang diinginkan.untuk itu kita sebagai guru atau konselor,kita harus bias berperan sebagai informator,organisator,motifator,director,inisator,transmitter,fasilitator,mediator,evaluator membimbing dan mengarahkan siswauntuk tetap sekolah dan mengapai cita-citanya meskipun tidak sependapat dengan orang tuanya

Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar


Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mempelajari berbagai hal di sekitarnya. Seperti kita ketahui bahwa anak usia sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu serta memliki sikap berpetualang serta minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan. Ia memiliki sikap petualang yang kuat. Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minat keilmuan yang dimilikinya.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan tujuan dari pembelajaran itu sendiri

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan tujuan dari pembelajaran itu sendiri

Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut.

Siswa-siswi MIM Karanganyar mengunjungi Polres Karanganyar. Jenis lingkungan sebagai sumber belajar yang kaya akan informasi bagi peserta didik yaitu lingkungan sosial

Siswa-siswi MIM Karanganyar mengunjungi Polres Karanganyar. Jenis lingkungan sebagai sumber belajar yang kaya akan informasi bagi peserta didik yaitu lingkungan sosial

Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.

Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning) sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan anak. Selain itu pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan juga bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara. Pemanfaatan lingkungan dimungkinkan terwujudnya kegiatan belajar mengajar yang lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan.

Memberikan pertanyaan kepada anak-anak mendorong mereka untuk menjelaskan mengenai berbagai hal yang mereka alami dan mereka lihat

Memberikan pertanyaan kepada anak-anak mendorong mereka untuk menjelaskan mengenai berbagai hal yang mereka alami dan mereka lihat

Penggunaan cara atau metode yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pendidikan. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar, bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak-anak. Lingkungan mana pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Jika pada saat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai binatang, dengan memanfaatkan lingkungan anak akan dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru dapat membawa kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan.

Semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar sepanjang relevan dengan komptensi dasar

Semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar sepanjang relevan dengan komptensi dasar

Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.

Lingkungan dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar anak.

Lingkungan dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar anak.

Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin mencritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut mencoba mendekati anak yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis. Anak-anak dapat membangun keterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.

Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya bila anak diajak ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk mereka panjat. Dengan memanjat pohon tersebut anak mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya. Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.

Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk dan ukuran. Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar. Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan dampak pemanfaatan lingkungan terhadap aspek-aspek perkembangan anak. Namun guru juga harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran anak dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya.

Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Posted on 17 Mei, 2008 by Aristo

Masih ada sebagian pendidik yang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu berkaitan dengan peralatan elektronik atau peralatan canggih yang mahal harganya. Anggapan seperti itu merupakan pandangan yang terlalu sempit terhadap makna media pembelajaran. Sesungguhnya, media pembelajaran sangat banyak jenis dan jumlahnya. Mulai dari jenis media yang paling sederhana dan murah, hingga jenis media yang canggih dan mahal. Ada media buatan pabrik, ada pula jenis media yang dapat dibuat sendiri oleh guru. Bahkan banyak pula jenis media yang telah tersedia di lingkungan sekitar kita yang langsung dapat kita gunakan untuk keperluan pembelajaran. Oleh karena itu, seharusnya tidak ada lagi guru yang enggan menggunakan media pembelajaran karena alasan ketiadaan biaya. Mengapa? Karena begitu banyak jenis media belajar yang dapat kita peroleh secara mudah dan murah di sekitar kita. Yang diperlukan adalah kemauan , kejelian dan kreatifitas kita dalam memilih dan mendayagunakan potensi berbagai sumber dan media belajar yang ada di sekeliling kita.

Jenis-jenis Sumber Belajar yang Ada di Lingkungan

Pada bagian sebelumnya, kita telah mengenal adanya dua jenis sumber belajar, yaitu sumber belajar yang dirancang (by design resources) dan sumber belajar yang dimanfaatkan ( by utility resources). Berbagai benda yang terdapat di lingkungan kita dapat kita kategorikan ke dalam jenis sumber belajar yang dimanfaatkan (by design resources) ini. Dibanding dengan dengan jenis sumber belajar yang dirancang, jenis sumber belajar yang dimanfaatkan ini jumlah dan macamnya jauh lebih banyak. Oleh karena itu, sangat dianjurkan setiap guru mampu mendayagunakan sumber belajar yang ada di lingkungan ini. Pengertian lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu baik yang berupa benda hidup maupun benda mati yang terdapat di sekitar kita ( di sekitar tempat tinggal maupun sekolah). Sebagai guru, kita dapat memilih berbagai benda yang terdapat di lingkungan untuk kita jadikan media dan sumber belajar bagi siswa di sekolah. Bentuk dan jenis lingkungan ini bermacam macam, misalnya : sawah, hutan, pabrik, lahan pertanian, gunung, danau, peninggalan sejarah, musium, dan sebagainya. Media di lingkungan juga bisa berupa benda-benda sederhana yang dapat dibawa ke ruang kelas, misalnya : batuan, tumbuh-tumbuhan, binatang, peralatan rumah tangga, hasil kerajinan , dan masih banyak lagi contoh yang lain. Semua benda itu dapat kita kumpulkan dari sekitar kita dan dapat kita pergunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Benda-benda tersebut dapat kita perloeh dengan mudah di lingkungan kita sehari-hari. Jika mungkin, guru dapat menugaskan para siswa untuk mengumpulkan benda-benda tertentu sebagai sumber belajar untuk topik tertentu. Benda-benda tersebut juga dapat kita simpan untuk dapat kita pergunakan sewaktu-waktu diperlukan.

Keuntungan Memanfaatkan Media Lingkungan

Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa beberapa keuntungan tersebut antara lain :

· Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan.

· Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.

· Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.

· Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).

· Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.

· Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.

· Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain).

Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita dapat tergugah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan di sekitar kita untuk menunjang kegiatan pembelajaran kita. Lingkungan kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas. Lingkungan dapat kita manfaatkan sebagai sumber belajar untuk berbagai mata pelajaran. Kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan kita ajarkan. Kriteria pemilihan media itu telah kita bahas pada bagian sebelumnya.

Prinsip-prinsip Pembuatan Media yang Memanfaatkan Lingkungan

Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-benda atau peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, ada pula benda-benda tertentu yang harus kita buat terlebih dulu sebelum dapat kita pergunakan dalam pembelajaran. Media yang perlu kita buat itu biasanya berupa alat peraga sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan kita. Jika kita harus membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapa prinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu :

· Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya.

· Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu, terutama konsep yang abstrak.

· Dapat mendorong kreatifitas siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri)

· Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak mengandung unsur yang membahayakan siswa.

· Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal

· Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan

· Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh guru maupun siswa

· Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya dipilih agar mudah diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah

· Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran didik

Operasi Hitung Campuran

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III / I

Standar Kompetensi : 4 Operasi Hitung Campuran

Kompetensi Dasar : 4.1 Menyelesaikan soal yang mengandung sekurang-kurangnya 2 dari 4 operasi hitung

Perkalian dan pembagian

Sebelum guru menerangkan operasi hitumg campuran guru menunjukkan tingkatan pengerjaan hitung campuran di depan dan menuliskannya lalu guru menulis tingkatan hitung campuran

Penjumlahan dan Pengurangan


Guru menerangkan aturan tingkatan operasi hitung kepada siswa

1. Guru menerangkan perkalian dan pembagian adalah setingkat atau sama atau sejajar

2. Guru menerangkan penjumlahan dan pengurangan adalah setingkat atau sama atau sejajar

3. Guru menerangkan perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatnya atau dikerjakan terlebih dahulu dari pada penjumlahan dan pengurangannya

4. Guru menerangkan apabila ada soal hitung campuran setingkat atau sama atau sejajar, maka yang dikerjakan didahulukan adalah yang terletak di sebelah kiri atau yang ada di depan

5. Guru menerangkan bila ada soal hitungan yang lebih tinggi tingkatannya, harus dikerjakan terlebih dahulu

1 Mengenalkan hubungan perkalian dan penjumblahan

Contoh:

105:15=7 artinya 7x15=105

105:7=15

184:8=23 artinya 8x23=184

184:23=8

Perlu diingat:perkalian merupakan lawan dari pembagian

Setelah guru sudah menerangkan aturan tingkatan operasi hitung kepa siswa lalu guru menanyakan ”Apakah anak-anak sudah paham?” lalu siswa menjawabnya ”sudah paham bu” lalu guru meneruskan dengan memberikan contoh soal kepada siswa

1. 3 + 2 – 1 = ........

Guru menerangkan bagaimana cara mengerjakan soal tersebut pertama-tama guru mengingatkan kepada siswa tentang aturan lalu dari salah satu siswa angkat tangan dan bilang ”bila sama tingkatannya, maka yang didahulukan yang terletak di depan” lalu guru menjawab ya betul, lalu guru menerangkan bagaimana mengerjakannya

(3 + 2) – 1 =

3 + 2 = 5

5 – 1 = 4

Pertama-tama guru memberi tanda kurung yang dikerjakan terlebih dahulu untuk mempermudah dengan adanya tanda kurung maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah yang ada di dalam kurung. Jadi 3 + 2 – 1 = 4

Lalu guru memberikan contoh soal yang lainnya

2. 23 x 4 + 62 =

Lalu guru langsung menerangkan bagi mana cara mengerjakannnya guru bertanya lagi kalau perkalian dengan penjumlahan tingkatannya lebih tinggi yang mana lalu siswa menjawab ”perkalian” dan guru menanggapinya ”Ya, yang lebih tinggi adalah perkalian” lalu guru menenrangkan bagaimana cara mengerjakannya.

2 (23 x 4) + 62 =

23 x 4 =

92 + 62 = 154

Juga sama memberi tanda kurung untuk perkalian dan penjumlahan lebih tinggi perkalian maka yang diberi tanda kurung adalah perkalian lalu penjumlahan. Jadi 23 x 4 + 62 = 154 lalu guru memberikan contih soal yang lainnya lagi

3. 96 : 3 x 2 =

Guru bertanya kepada siswa ”jika ada pembagian dan perkalian adalah setingkat selanjutnya guru menerangkan bagaimana cara pengerjaannya pertama-tama memberi tanda kurung terlebih dulu untuk lebih mudah atau yang terlebih dahulu dikerjakan

(96 : 3) x 2=

96 : 3 = 32

32 x 2 = 64

Jadi 96 = 3 x 2 = 64

Guru menerangkan contoh soal lainnya

4. 22 + 27 x 5 =

Guru bertanya lagi dengan siswa ”penjumlahan dan perkalian mana yang dikerjakan terlebih dahulu ?” lalu siswa menjawab ”perkalian” lalu guru langsung menerangkan.

122 + (27 x 5) =

27 x 5 = 135

122 + 135 = 257

Guru menerangkan soal dan memberi tanda kurung untuk dikerjakan terlebih dahulu. Jadi 122 + 27 x 5 = 257. selanjutnya guru memberikan soal kepada siswa sebelumnya itu guru menanyakan kepada siswanya ”siapa yang belum mengerti tentang operasi hitung campuran” lalu siswa menjawab ”sudah mengerti” lalu guru memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa atau menguji siswa sampai seberapa pemahaman tentang operasi hitungan campuran.

Standar komptensi : 4.2 Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan operasi hitung campuran

Sebelum menerangkan soal cerita yang berhubungan dengan operasi hitung campuran, guru menanyakan kepada siswa ”Soal cerita sama dengan operasi hitung campuran sebelumnya” lalu guru memberikan contoh soal cerita yang ada pada buku paket siswa

1. Seorang ibu membagikan 162 karet gelang kepada 6 anaknya masing-masing sama banyak bagian dari anak pertama telah digunakan 2 buah. Berapa sisa buku yang dimiliki anak pertama sekarang?

Guru bertanya kepada siswa ”bagaimana cara mengerjakan soal cerita seperti ini?” lalu siswa menjawab tidak tahu bu” lalu guru menyatakan ”lo gak tau, gini-gini” lalu guru mulai menerangkan contoh soal tersebut pertama-tama 162 karet gelang dibagikan kepada 6 anak sama banyak, maka masing-masing anak mendapat 162 : 6 = 27 sambil menuliskan di papan lalu anak pertama sudah menggunakan 2 karet gelang, maka sisa karet gelangnya 27 – 2 = 25 buku. Jadi sisa karet gelang milik anak pertama adalah 25 buah.

Lalu guru bertanya kepada siswa ”apakah sudah mengerti semua?” lalu siswa menjawab ”sudah bu” selanjutnya guru memberikan tugas yang ada pada buku paket siswa untuk mengerjakan